Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Sembahyang Rumputan

walau kaubungkam suara azan walau kaugusur rumah-rumah tuhan aku rumputan takkan berhenti sembahyang :inna shalaati wa nusuki wa mahyaaya wa mamaati lillahi rabbil ‘alamin topan menyapu luas padang tubuhku bergoyang-goyang tapi tetap teguh dalam sembahyang akarku yang mengurat di bumi tak berhenti mengucap shalawat nabi sembahyangku sembahyang rumputan sembahyang penyerahan jiwa dan badan yang rindu berbaring di pangkuan tuhan sembahyangku sembahyang rumputan sembahyang penyerahan habis-habisan walau kautebang aku akan tumbuh sebagai rumput baru walau kaubakar daun-daunku akan bersemi melebihi dulu aku rumputan kekasih tuhan di kota-kota disingkirkan alam memeliharaku subur di hutan aku rumputan tak pernah lupa sembahyang :sesungguhnya shalatku dan ibadahku hidupku dan matiku hanyalah bagi allah tuhan sekalian alam pada kambing dan kerbau daun-daun hijau kupersembahkan pada tanah akar kupertahankan agar tak

DI BAWAH LANGIT MALAM

Puisi Ahmadun Yosi Herfanda ——— purworejo kucium kening bulan dalam sentuhan dingin angin malam ayat-ayat tuhan pun tak pernah bosan memutar planet-planet dalam keseimbangan langit yang membentang menenggelamkanku ke jagat dalam kutemukan lagi ayat-ayat tuhan inti segala kekuatan putaran jagad yang menghampar membawaku ke singgasana rahasia pusat segala energi dan cahaya membebaskan jiwa dari penjara kefanaannya kucium lagi kening bulan engkau pun tersenyum dalam penyerahan 1983 (diambil dari buku : SEMBAHYANG RUMPUTAN karya Ahmadun Y Herfanda, penerbit Bentang Budaya, cetakan pertama, Mei 1996) Adv.

Hari Itu

    Kita masih juga menanti ketika angin membawa derai ombak, kita bayangkan kuntum-kuntum karang terbuka, menyambut ujung ombak, perciknya menutupi cakrawala.      "Ia belum tiba juga, "katamu, kembali suara itu membentur dinding dan susut dalam dingin.     Kita masih mengharapkan juga ketika di luar terdengar langkah-langkah kaki, kita bayangkan pembawa berita itu berhasil menyeberang samudera, segera akan mengumumkan pembebasan kita.     Tetapi waktu selalu cepat sebelum kata pertama dikumandangkan, entah apa yang akan meredakan dingin yang hampir mengkristal dalam pembuluh darah kita