Colombella
Aku masih digayuti kabut yang semalam melaju dalam tidurku Melewati
petak-petak ladang, tangki air dan lengkung biru Pebukitan. Rumah-rumah
kotak yang kecoklatan Jalan-jalan kecil yang melingkar serta sebuah
sungai Yang berliku membelah perkampungan Semuanya bermuara di mataku
Ini masih awal musim semi, kureguk Hangatnya kopi serta bait-bait pendek Ungaretti Betapa angin telah menggemburkan permukaan tanah Dengan lidahnya. Topan mengkilapkan wajah bebatuan Sebuah lapangan kota lama yang lahir kembali Dengan katedralnya yang lain
Ini masih awal musim semi, kureguk Hangatnya kopi serta bait-bait pendek Ungaretti Betapa angin telah menggemburkan permukaan tanah Dengan lidahnya. Topan mengkilapkan wajah bebatuan Sebuah lapangan kota lama yang lahir kembali Dengan katedralnya yang lain
Ini masih awal musim semi Semburat matahari
menerobos kaca dan sayup-sayup Kudengar dengus pepohonan yang menahan
getar birahi Akar-akarnya. Ladang-ladang menghamparkan tikar pandan
Sungguh musim semi telah membangunkan tidur bumi Yang panjang. Ketika
langit menguraikan rambut ikalnya Sebuah kastil putih muncul dari balik
pebukitan Dengan air mancurnya yang menyemburkan kilatan cahaya
Puisi Karya Acep Zam-Zam Noor
Komentar
Posting Komentar