Panggilanku Mudah Saja


Alhamdulilah, melewati minggu pertama tantangan ODOP berjalan lancar namun dari seminggu itu coretanku masih banyak harus dievaluasi. Saatnya sekarang memasuki Minggu kedua, semangat mulai harus dikencangkan lagi. Tidak boleh kendur lagi. Tema untuk tantangan minggu ini menceritakan tentang diri sendiri.  

Samrotul Mahmudah, perkenalkan itu nama lengkapku. (Senyum dulu ya teman-teman biar tambah akrab). Nama yang aku tebalkan itu adalah pemberian dari orangtua yang telah membesarkanku. Nama adalah doa. Itu sangat benar. Nama juga sebuah anugerah. Tanpa nama kita tak tahu siapa diri kita. Orang-orang disekelilingku sering memanggil  MUDAH (bukan gampang/ringan ya). Kalau orang yang belum kenal, nama lengkap depan yang dipakai. SAMROTUL. (kepanjangan juga menurutku klu dipanggil itu J). Tapi saat kuliah dosen-dosen sering memanggil Samrotul. Panggil SAM (boleh), TUL (boleh), MAHMUDAH (boleh), MUDAH (boleh). BEBAS. Asal jangan dipanggil gampang ja ya...hehhe. (lawan kata susah).

Arti namaku. Nama juga punya sejarah. Orangtua memberikan nama kepada anaknya pasti memiliki arti sejarah tersendiri. Dulu sejak SMK aku pernah bertanya kepada orangtuaku apa arti namaku. Namun tak dijawab alasannya. Cuma katanya “baik saja”. Jadinya aku kurang greget, alias kurang puas sama jawab dari orangtua. Sedikit penasaran juga sih. Kalau Mahmudah kan sudah tahu artinya, yang jadi penasaran nama depanku Samrotul itu (hihihi..). Asal usulnya tulisan Arab, tapi aku tak tahu artinya. Ya untungnya ada salah satu temanku SMK namanya Salis. Dia yang memberikan petunjuk tentang arti nama lengkapku. Nama depanku tertulis di sebuah novel, lupa judulnya apa. Ternyata  Tsamrotul itu artinya buah. Jadi arti lengkap namaku “buah kebaikan” J.


Alamat tempat tinggalku Pacitan. Nah siapa yang udah pernah dengar atau main ke Pacitan (acungkan tangannya dunkkkk). Tahu kan teman-teman itu dimana? Dulu mungkin kotaku ini tak terkenal. Bisa dibilang terpinggirkan dan banyak pegunungannya. Namun semenjak ada putra daerah yang menjadi orang yang berpengaruh di bangsa ini, jadi alhamdulilah lambat laun kotaku Pacitan banyak dikenal orang. Tempat kelahiran Presiden Ke-6 BAPAK SBY (Susilo Bambang Yudhoyono).Selain itu, kotaku terkenal dengan sebutan Pacitan 1001 Goa dan Pacitan Paradise Of  Java. Pantainya keren-keren lho...kalau ada yang penasaran yuk bisa berkunjung ke Pacitan (hehehe..maaf promosi ya teman-teman).

Oh iya, jika ada pertanyaan kalian bisa mengunjungi FB (Samrotul Mahmudah), twitter (@91_mimut) IG (@samrotul_mahmudah). Sekian dulu teman-teman, salam kenal sahabat ODOP BATCH 2...


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukisan Senja Bagian 7

Bertemuanku kembali dengan Rama berlanjut. Berawal dari kesamaan menyukai senja pantai, menyukai tempat yang sama. Namun diri ini masih enggan untuk membuka teman lelaki baru. Ya takut akan rasa sakit yang pernah aku lalui dulu, sampai tak sanggup melupakan Andik. Singgah selama bertahun-tahun, bukan waktu yang singkat untuk melupakan. Memang Rama lelaki asli Jogja ini sosok yang memberikan getaran yang  berbeda dilubuk hatiku. Dua kali berjumpa, bukan hanya kebetulan melainkan juga takdir. Setelah pertemuanku di kampus, Rama meminta pin BBM. Berawal dari sinilah Rama mulai akrab dengan diriku, meskipun dia sudah kembali pulang. Perhatiannya mulai terlihat dari cara-cara yang tak pernah aku duga sebelumnya. Selang beberapa minggu, ujian skripsi sudah ada di depan mata. Rama aku coba tinggalkan dulu, sampai pernah tidak aku respon  karena kesibukanku menyiapkan berkas yang akan menjadi penentuanku ujian. Getaran HP kembali mengusikku disaat jam-jam repot berhadapan dengan...
Baca selengkapnya

Mutiara Berkilau di Pelosok Desa

            Jagalah hati, jangan kau kotori. Jagalah hati, lentera hidup ini. Lirik ini sangat bermakna sekali bagi kehidupan sehari-hari. Lagu yang dipopulerkan oleh Snada, membuatku lebih dan harus berpikir positif dan membuat segala pikiran negatif yang dapat membuatku terjun ke limbah yang tak aku inginkan. Ya namaku Anisa Khotimah. Di lahirkan dari lingkungan pesantren membuatku merasa bersyukur. Nikmat yang terus aku ucapkan untuk mengungkapkan rasa bahagia. Bapak dan Ibu yang memberikan pendidikan moral baik untuk ilmu di dunia dan akhirat. Walaupun keluargaku tak berlimpah harta, namun kami begitu bahagia dengan kesederhanaan itu.             Saat ini aku bertekad untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi di daerahku. Ya aku harus bisa untuk mewujudkan impian dan cita-cita. Pasti ada jalan menuju apa yang diimpikan. Aku percaya itu. Ekonomi tidak menjadi penghalang u...
Baca selengkapnya