Anugerah yang Harus Dijaga (Part-1)
Tuhan...izinkan diri ini menjaga anugerah-Mu
Ku
tak ingat kapan dia datang ke dalam
hidupku,
Kenapa
aku bisa hadir dalam hidupnya
Tuhan,
ini adalah takdir-Mu..
Skenario
yang Engkau tuliskan
Rintikan hujan menemani
senja yang sejuk. Membolak-balikkan tiap lembar foto, perlahan mengamati
guratan-guratan senyuman yang terbilang masih baru. Asyiah bergeming,“Masihkah
dia akan menjaga cintaku?”.Tatapan Asyiah semu,tiga bulan mengikat suci dengan
pria yang ditakdirkan oleh Tuhan. Kini dia harus merelakan suaminya untuk bertugas.
Jauh dari keluarga dan dirinya. Daerah perbatasan Kalimantan dan terpencil
tempat Alif, sang suami mengemban tugas negara.
Sebagai Istri tentara, Asyiah
harus siap jika Alif pergi bertugas maupun berperang. Demi negara, demi perdamaian dan rela mati
untuk bumi pertiwi. Bola mata Asyiah
tertuju pada foto dimana saat ia menerima lamaran Alif. Rindu tak bertemu kembali menggoda Asyiah,
desiran hati ingin terus menatap wajah suaminya. Satu tahun bertugas, waktu
yang cukup lama baginya.
Lama ia duduk di sudut kamar
dengan sedikit jendala terbuka. Hembusan angin hujan sesekali masuk membawa
hawa dingin. Bersama kerinduan dan rangkaian doa yang terus ia panjatkan untuk
Alif. Komunikasipun jarang Asyiah peroleh, seminggu hanya 3-4 kali saja
menghubungi sang suami. Dengan hanya mendengar suara Alif sudah mengobati rasa
rindu berhari-hari.
Ya
Rabb....sabarkan diri ini untuk tetap menjaganya
Ingatkan
diriku . . .
Untuk
tetap mengingatkan dia,,
Salahkah diriku Tuhan,
Ajarkan hamba untuk selalu mejaga
sesuatu yang Engkau tidak sukai
Hal yang tak ingin ternoda dalam
hidupku dan hidup dia
Aku percaya Engkau akan memberi
sesuatu yang terbaik menurut-Mu
Jaga dan lindungilah dia Ya Rabb,
Ketukan
pintu kamar membangunkan lamunan doa Asyiah. Bergegas ia menutup album foto
pernikahan dan menuju ke arah pintu.
“Ndukk,
masih di dalam kah kamu?”, terdengar suara Ibu Asyiah dibalik pintu.
“Iya
ibu, Asyiah masih ada di dalam?” sambil membuka pintu dan menemui ibunya. Guratan
kulit yang sudah sangat jelas. Semenjak menikah dengan Alif, Asyiah tidak tinggal
dengan mertuanya. Karena ia ingin
menemani Ibunya yang hanya tinggal sendiri. Rasa tak tega meninggalkan ibunya
yang telah membesarkan dirinya. Untung sang mertua pengertian akan keadaan ibu
Asyiah.
“Nduk,
Apakah Alif sudah menelfon kamu?” tanya ibu yang membuat dirinya merasa ada
sesuatu. Entah apa, namun ia berusaha menepis hati yang berbeda.
(bersambung)...
Ini fiksi atau kisah nyata mbak?
BalasHapusjadi ingin tahu kelanjutan ceritanya..
fiksi mbk...hehehe, lagi mengkhayal ke dunia fiksi
Hapus