Cinta Diam


Tiga tahun menahan segala rasa dan hijrahku mengundang kisah yang masih tersirat di memori. “Apakah ini skenario dari-Mu Ya rabb, agar aku terhindar dari perbuatan zina??.” Gelisah ini masih menghantuiku. Ya masa lalu kelam yang tak ingin kembali, lembah cinta sesaat menodai kepercayaan setiaku. Lelaki yang membisikkan kesenangan semu dan sekarang kuputuskan untuk pergi dengan keyakinanku.
“Hati ini ternoda Hamdan, tolong jangan usik diriku lagi,” pesan terakhirku padanya.
“Apakah kamu, tak sayang lagi padaku Rahma,” lelaki itu mencoba merayuku kembali, setelah ia membohongiku.
“Tidak, untuk sekarang dan lepaskan diriku. Itu akan membuatku jauh lebih tenang,” pintaku.
Ya Kejadian yang tak kuduga sebelumnya, sudah tertutup masa itu, dan memulai hijrahku dengan harapan baru dari-Mu. Langkah ini berjalan sesuai takdir-Nya, ku percaya Allah swt akan membantu membuka jalan yang benar untuk umat yang ingin berubah.
 Alur-Mu untuk diriku semoga menjadi indah pada akhirnya. Keinginan ada yang membimbingku untuk mendapatkan surga-Mu. Mendapatkan kasih sayang-Mu ya Rabb. Tapi entah dimana aku dapat menemukan sesosok yang masih menjadi rahasia-Mu?
Jodoh yang masih tersimpan, dan ku hanya masih menanti. Disekelilingku atau entah dimana dia berada sekarang. Kebahagian hakiki yang sesungguhnya berharap suatu saat mampu mengubahku menjadi lebih baik. Engkau yang menganugerahka cinta dan kasih sayang kepadaku.
Hijrahku mempertemukan sesosok orang yang mengubahku menjadi orang yang lebih sabar. Menahan segala hawa nafsu yang terkadang mengusikku. Ya Rabb ampuni diriku. Siapakah yang akan membimbingku kelak dalam meraih surga-Mu yang Engkau janjikan bagi umat islam yang taat.
“Sabarlah Rahman, pasti ada. Pantaskan dimu dulu sebelum jodoh datang menghampirimu.” nasehat Ukhti Ifah mencoba menentramkan relung hatiku
            “iya Ukhti, hijrahku ini bertujuan memulai lembaran baru..” bukan sekadar menantikan jodoh saja, tapi untuk mencari ridho dari Allah swt.
“Ukhti Rahma, kita tak tahu rahasia dan takdir Allah swt,  kita tak hanya berpikir tentang dunia saja, namun kehidupan abadi di akhirat juga kita pikirkan. apakah tuhan akan mempertemukan jodoh dulu ataukah kematian yang jelas pasti menghampiri.”
“Bener juga Ukthi, manusia merencanakan sesuatu, tetapi Sang Penulis Hidup yang memutuskan.”
Hidup bagaikan sebuah pagelaran wayang, dimana Tuhan sebagai dalang yang membuat dan memutuskan alur atau takdir cerita wayang (manusia).
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegagalan

MENUNGGU CINTA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT

Rindu Suasana Kerja Yang Dulu