Tempat Baru


(bagian 2) Tempat Baru 
**
Setelah kejadian malam tentang surat, aku bersikeras untuk segera melupakan. Hari tlah berlalu dengan cepat membawa kembali semangat. Titik mendapatkan pekerjaan paruh waktu akhirnya bertemu. Pekerjaan apapun akan aku lakukan yang penting halal, meskipun harus bekerja di toko bangunan. Orang lain mungkin menganggap jika seorang perempuan bekerja di tempat kasar, akan dipandang sebelah mata, ya karena campur dengan besi, semen, keramik, cat, listrik. Tak apa meskipun ada yakinku harus menghilangkan rasa malu. Ingat dan tetap harus ingat ini hanya batu loncatan untuk mencari modal kuliah. 

Kamis pagi aku datang dengan sepeda onthel menuju ke tempat kerja. Awal baru dimulai.
“Mbk Anisa, kamu saya tempatkan di bagian perlengkapan listrik. Jika tidak tahu, tanya sama mbk dan masnya yang lain,” arah bapak Tri menunjukkan bagian yang akan aku tempati.
“Iya pak. Sambil ku pandangi barang-barang dan menuju ruang perlengkapan listrik. Jujur sih..tahuku cuma lampu, kabel dan cop-copan alias steker.
Bapak Tri memanggil salah satu karyawan toko. “Mbak Tami, tolong nanti bimbing mbk Anisa jika ada yang tidak tahu.”
“Siap Pak,” jawab Mbk Tami dengan antusias.
Aku pun berkenalan dengan semua karyawan. Alhamdulilah, awal yang baik untuk diterima bergabung. Hari pertama bekerja melayani pembeli, untung ada yang sabar mengajariku. Ternyata jenis-jenis alat listrik itu banyak banget, dari yang kecil sampai yang besar. Kalau disuruh menghafal sehari tidak dapat hafal barang-barang tersebut. 

Pembeli datang menuju ke arahku. “Mbk mau beli kabel engkel.”
“Contohnya ini Pak,” kutunjuk gulungan kabel di atas rak sebagai contoh jenis kabel.
“Kabel Engkel mbk atau NYA,” pembelinya senyam-senyum kepadaku. Mas-masnya mungkin tahu kalau diriku karyawan baru dan saat itu Mbk Tami posisi tidak ada di sampingku. Anggapku jenis kabel itu sama, namun ternyata berbeda. Ternyata yang aku tunjukkan adalah kabel yang isinya serabut.
Gelagapan sendiri melayani pembeli. Apa itu Imbodus, klem, konektor. “Ah asing banget tuh nama, terlalu ngehitsss jadi aku tak tahu.”Batinku pengen juga ketawa, hari pertama dengan barang-barang baru.  
Akhirnya aku bertanya sama karyawan lain yaitu Mas Budi . “Mas Bud, kabel engkel itu yang mana to mas”.
“Itu Nis, di etalase yang bawah,” sambil nunjuk etalase yang penuh dengan warna-warni rol kabel (merah, kuning, hijau dan hitam).
“Oh ini to Mas kabel NYA-nya.”
“Nah...betul mbk, yang itu namanya kabel engkel/ NYA bukan engkel truk ya,” goda pembeli kepadaku.
“Maaf mas, saya karyawan baru dan masih belajar,” jawabku tersenyum sambil menulis nota pembelian.
Beberapa menit kemudian, Mbk Tami datang dan membantuku. Karyawan baru memang butuh belajar banyak dari seniornya. 

Bagiku hari ini, tempat yang aku tuju sekarang ini merupakan pengalaman baru yang memberikan pelajaran untuk mengetahui sesuatu. Kehidupan itu adalah belajar, karena tiap manusia juga perlu proses untuk menuju sukses. Semua berawal dari nol. Roda kehidupan tak salamnya akan di bawah terus, jika sudah ada waktu dan takdir yang tepat akan berputar menuju ke atas. Tinggal porosnya akan berputar lambat atau cepat semua tergantung diri dan keyakinan.  

Komentar

  1. Selalu ada pelajaran dimana pun berada

    BalasHapus
  2. Kabel engkel itu fungsinya untuk apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kabel engkel atau NYA itu fungsinya untuk pemasangan listrik baru mbk dewi, detailnya mungkin harus tanya ke pihak yang ahli dengan listrik..hehehe

      Hapus
  3. mau belajar dari orang-orang di sekitar tanpa malu bertanya, menjadi salah satu kunci keberhasilan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegagalan

MENUNGGU CINTA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT

Rindu Suasana Kerja Yang Dulu