Lukisan Senja Bagian 10


Deburan ombak yang terdengar jelas,  hempas angin laut terasa kencang. Silaunya mentari menyambut kedatanganku dan Delia di Pantai Teleng Ria. Ya aku rindu aroma pantai yang menyejukkan ini. Terakhir kusambangi di daerah Pantai Watu Karung yang jarak tempuhnya tak jauh dengan rumahku. Akibat tersita dengan aktivitas semester 8, aku jarang sekali pergi ke sana lagi.

Tetapi hari ini aku pergi ke pesisir Pantai Teleng Ria Pacitan bersama Delia. Jaraknya kurang lebih 6 km dari kota Pacitan. Ingin suasana yang berbeda untuk menatap senja. Hanya berjalan berdua dengan sahabat tetap membuat rasa bahagia. Sepeda matic yang aku kendarai dengan Delia akhirnya terparkir di pinggiran jalan.

“Hmmm...sejuk rasanya,” Delia melentangkan kedua tangannya, mata terpejam merasakan tiap hembusan angin yang lewat.
“aarggggghhhhhhh...,” teriakku kencang melepaskan kepenatan dan membuat Delia meloncat kaget.
“Wooooiii Hann, kamu ni ngagetin aku saja,” seru Delia menatapku.
“Hehehe...maaf,” kataku dengan meluncurkan kedua jariku.
“Eh...tapi aku pengen deh, teriak kayak lo tadi, pasti rasanya lebih plong,” Delia ingin mengikuti caraku tadi.
“Cobaain saja, asal jangan nyebur ke laut,” candaku
“Ya ndaklah..masih waras ya hhhhhaa,” sanggah Delia dengan tawa lepas. Ia pun melepaskan teriakan panjangnya.

Aku dan Hani berjalan menyusuri Pantai Teleng Ria bercekerama dengan senja. Sayang mentari sore ini terhalang oleh awan dan bukit. Kami duduk dan bermain dengan pasir. Tak ketinggalan moment sore ini  kami abadikan dengan kamera HP.

Aku tak pernah tahu, kapan aku akan merasakan moment ini bersama sahabatku Delia. Mungkin setelah lulus kuliah kami akan berpisah untuk mencari masa depan masing-masing. Semoga bersahabatan kami tetap akan terjalin meskipun tak lagi bersama. Delia akan kembali ke kota asalnya yaitu Madiun.

“Pasti kita akan rindu saat seperti ini Han,” Delia berkata tertunduk dengan memainkan pasir pantai.
“Iya sayy..tetap aku akan rindu, jangan lupain aku ya kalau kamu di Madiun,”pintaku
“Tetap dunnkkk, akuuuu tak lupa,”celutuknya khas.
Satu jam berada di Pantai Teleng, kamipun bergegas balik. Sebelum waktunya adzan magrib aku harus lekas pulang ke rumah. Hari yang melelahkan dan menyenangkan. Semoga esok jauh lebih baik. 


Komentar

  1. Pasti setelah teriak hati jadi lega. pengen teriak juga. (^<^)9

    BalasHapus
  2. jadi pengen teriak kenceng juga di pantai..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegagalan

MENUNGGU CINTA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT

Rindu Suasana Kerja Yang Dulu