Lukisan Senja Bagian 4


Lukisan Senja Bagian 1
Lukisan Senja Bagian 2
Lukisan Senja Bagian 3

Senja yang berbeda
Ke dalam tiadaanmu, aku harus melalui tanpamu. Ikhlas ia, bukankan hidup ini pilihan. Hati selalu berbeda dengan kemarin. Memang sangat sulit untuk melewatinya. Melupakan kenangan dan harapan. Aku yakin garis skenario Tuhan pasti akan indah pada waktunya. Dengan senja aku dapat mencari ketenangan. Karena itu aku mampu menatap esok yang jauh lebih baik dari yang tak pernah aku pikirkan.
Aku berencana senja nanti ingin kembali ke Pantai Watu Karung. Sendiri, tanpa Hamdan yang biasanya menemaniku. Berbeda hari ini, aku datang lebih awal dari sebelumnya. Masih banyak lalu lalang para nelayan yang pergi melaut. Suara deru mesin menggema. Mentari merangkak berlahan, cuaca cerah. Kain yang melekat di kepalaku terhempas oleh angin. Berjalan disepanjang pinggiran pantai dengan tebaran pasir laut. Keong laut bermunculan berlomba berlarian.
“Belum waktunya mentari tenggelam,” seseorang mengagetkanku dari belakang. Seketika aku menoleh kepadanya.  Mungkinkah aku mengenalnya.
“hmm..iya,” singkatku menjawab. Tak tahu siapa lelaki yang menguntitku. Wajah pun asing tak pernah ku melihatnya.
Lelaki itu mengikuti langkahku beriringan. Lalu ia mengulurkan tangannya kepadaku.
“Rama,” lontarnya dengan senyuman.
Aku pun masih ragu, apakah ini orang baik-baik atau bukan. Aku pun membalas jabatannya.
“Hani,” singkatku. Berharap lelaki ini baik dan tak bermaksud jahat denganku.
“Aku suka senja sampai aku rela datang jauh ke tempat ini,” Rama memulai pembicaraan kecil kepadaku.
“Oh ya.., Mas dari mana emangnya,” aku ingin tahu lelaki itu berasal dari mana.
“Panggil aku Rama saja, jangan pakai embel-embel Mas. Kesannya aku sedikit tua kalau dipanggil mas,” pintanya untuk menyebut namanya saja.
“Okelah, jawab pertanyaanku yang tadi. Mencoba mengingatkannya lagi.
“Asliku Jogja, aku sudah beberapa hari menengok saudara di Pacitan.”


Komentar

  1. kurang panjaang....blm puas baca,,udah bersambung aja. hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehee...hikss, ia mbk sakifah kurang panjanggg..aku panjangin lagi

      Hapus
  2. heeh, sampe baca dua kali nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbk lisa..hehehe nih cerita kurang panjang kali lebar

      Hapus
  3. Apa kabar Roma. Eh..Rama. (^-^)

    BalasHapus
  4. Ditunggu kelanjutannya mbk wiwid

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegagalan

MENUNGGU CINTA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT

Rindu Suasana Kerja Yang Dulu