Lukisan Senja Bagian 5

Potongan-potongan karang dan kerang bertebaran dipinggiran pantai, hempasan ombak membawanya sampai ke tepi. Sesekali aku melirik, barangkali ada yang unik dan  membuatku untuk memunggutnya. Alam memberikan manfaat yang terkadang barang yang tak berharga menjadi berharga. Seperti kerang kecil yang terdapat di pantai ini, dapat dimanfaatkan sebagai hiasan dan bingkai  foto. Memang semua tergantung kreatifitas manusianya dan keinginan untuk mengubah sesuatu yang bernilai.
      Lelaki yang bernama Rama belum meninggalkanku, setengah jam berjalan menyusuri pantai kemudian singgah di bebatuan karang. Tubuh jangkungnya melangkah cepat. Ketika air laut surut banyak bebatuan yang bermunculan menampakkan diri. Sepasang mataku masih tertuju pada lelaki yang beberapa menit ku kenal.
“Kenapa kamu suka pantai ini?” tanyaku penasaran. 
“Tempat ini menyenangkan dan indah. Aku sangat suka pantai,” tandasnya.
“Menikmati senja di pantai ini tak akan pernah bosan. Satu kali melihat akan jatuh cinta dan jatuh cinta untuk melihatnya kembali,” tuturku sambil menyipitkan mata memandang mentari bersinar.                                                 
“Emm..iya, aku juga jatuh cinta dengan senja. Tak sengaja ku mengamatimu beberapa hari," kata Rama pelan. 
Rasa kaget tetiba muncul dibenakku. Benarkah lelaki ini mengamatiku sejak kemarin?. Ada rasa khawatir, nasehati ibu kadang mengingatkan untuk berhati-hati dengan orang yang baru dikenal. Bismillah semoga lelaki ini baik dan tak macam-macam dengan diriku. Berusaha untuk positif.
“Oh..ya, kamu mengamatiku dari kemarin,”kagetku tak percaya. 
“Jangan berprasangka dulu donk, aku ini orangnya baik-baik lho,” Rama mengerutkan dahinya sambil melukis goresan senyum dibibir.
"Ah..masa?" 
"Kalau aku orang jahat sudah tak culik dirimu," tuturnya membuatku sedikit ngeri juga. Perempuan hilang di saat menikmati senja, beneran tidak cocok kalau nyata terjadi. 
Aku hanya tersenyum, tubuhku berpaling pada perahu-perahu yang akan mulai berangkat.
Deru mesin perahu nelayan memecahkan ombak, ikan-ikan tangkapan menjadi harapan mereka. Berangkat sore pulang pagi hari. Jaring-jaring tergulung telah disiapkan, menunggu waktu sampai ke tengah laut untuk dipasang. Daerah sini mayoritas adalah para nelayan. Laut menjadi ladang untuk mencari rejeki. 
Angin berhembus kencang, awan putih berubah warna kuning keemasan karena pantulan sang raja siang yang akan terbenam. Rama mengambil sesuatu di dalam saku celana. Tangannya langsung berselancar di HP, dan mengarahkan ke bulatan kuning yang sinarnya berkilau menghiasi langit pantai. Cekrekk...cekrekk, nada foto terdengar jelas.
Senja berbeda, senja yang ditemani orang yang baru kukenal. 

bersambung....
#ODOP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegagalan

MENUNGGU CINTA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT

Rindu Suasana Kerja Yang Dulu