Lukisan Senja Bagian 3


Pikiran mulai terbayang sesosok Andik yang selama 3 tahun menjalin hubungan denganku. Akankan harus menyimpan ketidakharmonisan jalinan ini kepada Ibu? Serasa perang batin. Aku tak ingin membuat ibu bersedih karenaku.
“Buk, aku sebenarnya tidak tahu kabar Mz Andik sekarang,” dengan masih berat mengungkapkan kebenarannya.
Raut muka ibu berubah lagi, seakan ingin berusaha mengetahui segala halal yang aku alami dengan Mz. Andik.
“Kenapa Nduk? Apa kamu ada masalah dengan Andik?,” Ibu masih mengulang dengan pertanyaan yang sama lagi. 
Terdiam sesaat. Tanganku mulai bergerak memasukkan adonan donat ke wajan, sambil membolak-balikkan biar matangnya merata. Bibir ini berat menjelaskan kepada ibu, hubunganku tak baik dan itu sudah berakhir sejak 2 bulan.
“Aku dan Mz Andik sudah tidak sama-sama lagi buk, kita sudah tak sejalan lagi,” tuturku.
“Ya Allah nduk, apa Andik punya wanita lain?”, sangka ibu yang masih belum percaya apa yang sudah aku katakan.
Memang sangka ibu benar, namun aku tak kuasa harus mengatakan yang sebenarnya. Aku tak ingin membuka luka. Hubunganku rengang mungkin Mz. Andik memiliki wanita lain, itu hanya dugaanku juga. Bagaimana tidak, kota kembang pasti banyak wanita cantik. Aku berpikir mungkin Tuhan akan menyiapkan jodoh yang terbaik.
“Aku tidak tahu buk, mungkin iya," jawabku singkat
"Gusti Allah mboten sare Nduk. Sabar saja ya Ndukk. Jodoh itu ditangan Tuhan," nasehat ibu kepadaku.
"Ya bu, aku sudah memutuskan untuk tak memikirkan Mz Andik lagi. Aku harus fokus dengan kuliah." dalihku untuk menyenangkan hati ibu
BERSAMBUNG

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegagalan

MENUNGGU CINTA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT

Rindu Suasana Kerja Yang Dulu