JILBAB MERAH JAMBU
Adzan subuh mengema bersahut-sahutan di pelosok Kota Pacitan. Celah-celah fajar pun mulai merangkak ke sisi barat. Udara pagi begitu segar. Berlahan aku terbangun dan bergegas mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat jamaah dengan para santri di Pesantren Al-Anwar tempatku menimba ilmu sekarang. Aku berada di Pesantren Al Anwar karena wasiat almarhum Bapak yang menginginkan diriku untuk lebih mengenal agama. Awalnya aku ragu dengan apa yang menjadi keinginan Bapak. Namun setelah aku mencoba untuk berada di sini aku merasa nyaman dan bahagia. Aku sangat merasa bersyukur, ilmu yang diajarkan bermanfaat dunia akhirat. Itu menurutku. Masih ingat setahun lalu ketika Bapak harus menderita tumor ganas sampai beliau meninggalkan ibu, aku dan Kak Akbar selama-lamanya. Waktu itu usiaku baru akan menginjak 16 tahun. Cobaan yang harus kami terima dan mengikhlaskan Bapak kembali ke sisi Sang Pembuat Skenario Hidup. ...